Senin, 10 Agustus 2015

Hemat Energi Dengan Penggunaan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga di Surabaya

Guna memaksimalkan program pemanfaatan gas bumi melalui jaringan gas kota, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan sedikitnya empat strategi.
Empat strategi yang dimaksud meliputi percepatan pembangunan infrastruktur jaringan; pemberian prioritas pada kota-kota yang memiliki akses pada infrastruktur dan gas; mendorong kota-kota untuk berkompetisi terkait penyediaan lahan, aspek sosial, kelembagaan dan leadership; dan yang terakhir memberdayakan badan usaha milik negara (BUMN) dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai pendorong.
Dalam kunjungan kerja yang didampingi Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Sudirman juga menyatakan bakal menindaklanjuti kesiapan pemerintah daerah jika pada akhirnya mampu menyiapkan sejumlah aspek dari keempat strategi tersebut. Ia menegaskan, hal ini dilakukan dalam rangka mempercepat pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur gas di kota-kota yang selama ini telah digalakan pemerintah pusat sejak 2009 silam.
Sebagaimana diketahui, pilot project jaringan gas kota sudah dimulai sejak 2009 di Palembang dan Surabaya. Mengacu catatan Kementerian ESDM hingga akhir 2014 kemarin, terdapat sekitar 11 provinsi dan 21 kota atau kabupaten di Indonesia yang telah memiliki jaringan gas.
Di mana total jaringan gas nasional hingga akhir tahun kemarin sudah mencapai 292.560 sambungan yang terdiri dari 203.100 sambungan rumah tangga yang pendanaannya berasal dari Non APBN, sementara 89.460 lainnya berasal dari APBN.
Tahun ini, Kementerian ESDM diketahui akan membangun jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga di Lhok Sukon dan Pekanbaru dengan masing-masing jumlah sambungan sebanyak 4.000 SR. Dari yang direncanakan, pendaan proyek tadi akan bersumber dari non-APBN sebesar 4.600 SR yang dikeluarkan oleh PT Pertamina di Prabumulih dan Jambi. Sementara PT PGN akan membangun 15.000 SR di 9 kota yaitu Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Cirebon, Palembang, Jabodetabek dan Medan.
“Rencana pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Kota Surabaya akan dilakukan oleh Kementerian ESDM bersama dengan BUMN pada tahun 2016 sebanyak 24 ribu Sambungan Rumah, terdiri dari tiga wilayah, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Timur,” tandas Sudirman.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah Kota Surabaya dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mengadakan pertemuan segitiga untuk membahas tentang upaya menjadikan Surabaya sebagai Role Model Kota Gas di Indonesia pada Kamis, 10 Juli 2015. Pertemuan berlangsung di Kantor Walikota Surabaya. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Menteri ESDM Sudirman Said, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Setyorini Tri Utami, Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Direktur Komersial PGN Jobi Triananda Hasjim.
Dalam pertemuan itu antara lain dibahas tentang perluasan penggunaan gas bumi bagi rumah tangga dan transportasi. Berdasar data Kependudukan tahun 2012, Surabaya dihuni 543.972 keluarga (rumah tangga). Adapun jumlah mobil sebanyak 297.266 unit berdasar data tahun 2013 dengan pertumbuhan 10,3% per tahun.
Penyaluran gas bumi untuk rumah tangga di Surabaya, sejauh ini dilayani oleh PGN. Hingga saat ini PGN memiliki sekitar 13.000 pelanggan rumah tangga di Kota Pahlawan itu. Adapun SPBG di Surabaya saat ini ada 6 buah, salah satunya SPBG Ngagel yang dioperasikan PGN.
Untuk memperluas jaringan gas bagi rumah tangga di Surabaya, Kementerian ESDM juga sudah membangun jargas untuk 2.900 rumah tangga. Adapun pada tahun 2016, Kementerian ESDM akan menggandeng PGN untuk membangun 24.000 sambungan baru gas rumah tangga. Terdiri di tiga wilayah yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Selatan dan Surabaya Timur, masing-masing 8.000 rumah tangga. Selain itu kerjasama dengan PGN juga akan dilakukan dalam pembangunan SPBG di Surabaya.
"Untuk itu kami meminta kerjasama yang baik dari pemerintah kota Surabaya untuk terus memberikan dukungan dalam mensosialisasikan program ini kepada masyarakat serta membantu proses perizinan yang belum terealisasi pada program pembangunan infrastruktur gas kota Surabaya," kata Menteri ESDM Sudirman Said.
Direktur Komersial PGN Jobi Triananda Hasjim menyatakan bahwa PGN berkomitmen besar untuk memperluas pemanfaatan gas bumi untuk keperluan domestik termasuk memberikan solusi terbaik untuk pelanggan rumah tangga. Komitmen itu sudah ditunjukkan dengan pembangunan jaringan gas bumi PGN untuk rumah tangga di Surabaya dan berbagai kota lainnya di Indonesia selama ini. Jumlah pelanggan gas rumah tangga PGN sekitar 100 ribu rumah tangga. Di sekitar Surabaya, PGN sudah mengalirkan gas bumi ke rumah tangga di Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto. "Adapun di wilayah lainnya PGN antara lain hadir di Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cirebon, Bogor, dan Semarang," kata Jobi Triananda.
Kerjasama antara PGN dengan Kementerian ESDM dalam penyaluran gas rumah tangga juga sudah terjadi di Jakarta, Cirebon, Bogor dan Tangerang. Jumlahnya sekitar 13.000 rumah tangga. "Gas bumi bagi rumah tangga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan pada impor elpiji," kata Jobi Triananda. Harga gas rumah tangga juga lebih ekonomis dibanding elpiji. Sebagai perbandingan, sebuah keluarga yang menggunakan gas elpiji satu tabung ukuran 12 kg mesti mengeluarkan uang sekitar Rp 140 ribu, dengan pemakaian yang sama, pengguna gas rumah tangga hanya mengeluarkan uang sekitar Rp 50 ribu.

Selain menyalurkan gas bumi untuk rumah tangga, PGN juga mengalirkan gas bumi untuk industri di Jawa Timur. Hingga saat ini ada 118 industri di Jawa Timur yang menikmati energi baik gas bumi PGN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar