Guna memaksimalkan program
pemanfaatan gas bumi melalui jaringan gas kota, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan sedikitnya empat strategi.
Empat strategi yang dimaksud
meliputi percepatan pembangunan infrastruktur jaringan; pemberian prioritas
pada kota-kota yang memiliki akses pada infrastruktur dan gas; mendorong
kota-kota untuk berkompetisi terkait penyediaan lahan, aspek sosial,
kelembagaan dan leadership; dan yang terakhir memberdayakan badan usaha milik
negara (BUMN) dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai
pendorong.
Dalam kunjungan kerja yang
didampingi Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Sudirman juga menyatakan bakal
menindaklanjuti kesiapan pemerintah daerah jika pada akhirnya mampu menyiapkan
sejumlah aspek dari keempat strategi tersebut. Ia menegaskan, hal ini dilakukan
dalam rangka mempercepat pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur gas di
kota-kota yang selama ini telah digalakan pemerintah pusat sejak 2009 silam.
Sebagaimana diketahui, pilot project
jaringan gas kota sudah dimulai sejak 2009 di Palembang dan Surabaya. Mengacu
catatan Kementerian ESDM hingga akhir 2014 kemarin, terdapat sekitar 11
provinsi dan 21 kota atau kabupaten di Indonesia yang telah memiliki jaringan
gas.
Di mana total jaringan gas nasional
hingga akhir tahun kemarin sudah mencapai 292.560 sambungan yang terdiri dari
203.100 sambungan rumah tangga yang pendanaannya berasal dari Non APBN,
sementara 89.460 lainnya berasal dari APBN.
Tahun ini, Kementerian ESDM
diketahui akan membangun jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga di
Lhok Sukon dan Pekanbaru dengan masing-masing jumlah sambungan sebanyak 4.000
SR. Dari yang direncanakan, pendaan proyek tadi akan bersumber dari non-APBN
sebesar 4.600 SR yang dikeluarkan oleh PT Pertamina di Prabumulih dan Jambi.
Sementara PT PGN akan membangun 15.000 SR di 9 kota yaitu Surabaya, Sidoarjo,
Pasuruan, Cirebon, Palembang, Jabodetabek dan Medan.
“Rencana pengembangan jaringan gas
bumi untuk rumah tangga di Kota Surabaya akan dilakukan oleh Kementerian ESDM
bersama dengan BUMN pada tahun 2016 sebanyak 24 ribu Sambungan Rumah, terdiri
dari tiga wilayah, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Timur,”
tandas Sudirman.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah
Kota Surabaya dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mengadakan
pertemuan segitiga untuk membahas tentang upaya menjadikan Surabaya sebagai
Role Model Kota Gas di Indonesia pada Kamis, 10 Juli 2015. Pertemuan
berlangsung di Kantor Walikota Surabaya. Hadir dalam pertemuan itu antara lain
Menteri ESDM Sudirman Said, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Setyorini Tri
Utami, Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Direktur Komersial PGN Jobi
Triananda Hasjim.
Dalam pertemuan itu antara lain dibahas tentang perluasan
penggunaan gas bumi bagi rumah tangga dan transportasi. Berdasar data
Kependudukan tahun 2012, Surabaya dihuni 543.972 keluarga (rumah tangga).
Adapun jumlah mobil sebanyak 297.266 unit berdasar data tahun 2013 dengan
pertumbuhan 10,3% per tahun.
Penyaluran gas bumi untuk rumah tangga di Surabaya, sejauh
ini dilayani oleh PGN. Hingga saat ini PGN memiliki sekitar 13.000 pelanggan
rumah tangga di Kota Pahlawan itu. Adapun SPBG di Surabaya saat ini ada 6 buah,
salah satunya SPBG Ngagel yang dioperasikan PGN.
Untuk memperluas jaringan gas bagi rumah tangga di
Surabaya, Kementerian ESDM juga sudah membangun jargas untuk 2.900 rumah
tangga. Adapun pada tahun 2016, Kementerian ESDM akan menggandeng PGN untuk
membangun 24.000 sambungan baru gas rumah tangga. Terdiri di tiga wilayah yaitu
Surabaya Pusat, Surabaya Selatan dan Surabaya Timur, masing-masing 8.000 rumah
tangga. Selain itu kerjasama dengan PGN juga akan dilakukan dalam pembangunan
SPBG di Surabaya.
"Untuk itu kami meminta kerjasama yang baik dari
pemerintah kota Surabaya untuk terus memberikan dukungan dalam
mensosialisasikan program ini kepada masyarakat serta membantu proses perizinan
yang belum terealisasi pada program pembangunan infrastruktur gas kota
Surabaya," kata Menteri ESDM Sudirman Said.
Direktur Komersial PGN Jobi Triananda Hasjim menyatakan
bahwa PGN berkomitmen besar untuk memperluas pemanfaatan gas bumi untuk
keperluan domestik termasuk memberikan solusi terbaik untuk pelanggan rumah
tangga. Komitmen itu sudah ditunjukkan dengan pembangunan jaringan gas bumi PGN
untuk rumah tangga di Surabaya dan berbagai kota lainnya di Indonesia selama
ini. Jumlah pelanggan gas rumah tangga PGN sekitar 100 ribu rumah tangga. Di
sekitar Surabaya, PGN sudah mengalirkan gas bumi ke rumah tangga di Gresik,
Sidoarjo dan Mojokerto. "Adapun di wilayah lainnya PGN antara lain hadir
di Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cirebon, Bogor, dan
Semarang," kata Jobi Triananda.
Kerjasama antara PGN dengan Kementerian ESDM dalam penyaluran
gas rumah tangga juga sudah terjadi di Jakarta, Cirebon, Bogor dan Tangerang.
Jumlahnya sekitar 13.000 rumah tangga. "Gas bumi bagi rumah tangga menjadi
salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan pada impor elpiji," kata
Jobi Triananda. Harga gas rumah tangga juga lebih ekonomis dibanding elpiji.
Sebagai perbandingan, sebuah keluarga yang menggunakan gas elpiji satu tabung
ukuran 12 kg mesti mengeluarkan uang sekitar Rp 140 ribu, dengan pemakaian yang
sama, pengguna gas rumah tangga hanya mengeluarkan uang sekitar Rp 50 ribu.
Selain menyalurkan gas bumi untuk rumah tangga, PGN juga
mengalirkan gas bumi untuk industri di Jawa Timur. Hingga saat ini ada 118
industri di Jawa Timur yang menikmati energi baik gas bumi PGN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar