Melihat
faktanya, bumi kita didominasi lapisan air. Data National Geographic
menyebutkan bahwa dari total air di Bumi, ada 97,5 persen adalah air asin.
Sedangkan sisanya, 2,5 persen adalah air tawar. 2/3 dari air tawar tersebut
terdiri atas lapisan es, gletser dan salju. Sisanya barulah air permukaan dan
air tanah. Air tanah yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan kita. Tentu saja
air tanah itu harus tetap dipertahankan masa umurnya di tanah agar bisa tetap menjadi
cadangan air untuk kehidupan kita. Mengapa demikian?
Pada proses
alamiahnya, air memiliki system sirkulasi alami yang menjaga keberadaannya
tetap lestari. Mulai dari air laut yang mendominasi 97,5 air asin di laut, lalu
berproses hingga kembali ke laut. Sirkulasi air dari air laut, berputar melalui
siklus awan, kondensasi menjadi curah hujan lalu turun ke bumi meressap ke
dalam tanah dan kembali ke laut. Sirkulasi alami ini tak boleh putus. Air tak
bertambah. Seberapa besar air yang ada di dalam tanah dan ‘bertahan’ lebih lama
adalah air yang bisa
digunakan untuk kebutuhan kita. Mencukupi di saat kemarau dan tak berlebih di
saat hujan. Prinsipnya adalah bagaimana kita melestarikan air dan tidak merusak
sistem sirkulasi alaminya. Tentu dengan mempertahankan habitat yang diperlukan
oleh air untuk tetap bertahan sebagai air tanah.
Bijaksana Melestarikan Air dan Lingkungan
Kalau kita
sempat mampir ke Waduk Pluit di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, telah
berwajah baru, setelah pemerintah DKI Jakarta membenahinya. Waduk yang dulunya
dipenuhi oleh pemukiman liar. Rehabilitasi waduk bertujuan untuk mengembalikan
fungsi penggunaannya. kemampuan daya tampung terhadap peningkatan debit air
dilakukan. Pembersihan meningkatkan kualitas air yang sebelumnya banyak
tercemar dan terjadi pendangkalan.
Langkah
mengembalikan fungsi dan sarana itu merupakan upaya untuk melestarikan air
dengan fungsi menampung dan mempertahankan air untuk kebutuhan. Lingkungan
menjadi lebih hijau dengan tanaman yang sengaja ditanam untuk mengikat air agar
tidak langsung mengalir menuju laut. Tanaman hijau itu juga sangat berfungsi
menahan laju air agar tidak membawa sedimen-sedimen
yang akan membawa efek abrasi dan tentu juga pendangkalan waduk.
Pelestarian
air mengandung pengertian melindungi sumber-sumber air. Sumber air kecuali adalah
mata air, juga di sekitar kita terkait sumur, danau, sungai dan lain-lain.
Tentu air disini adalah air yang berkualitas dan bisa digunakan untuk mencukupi
segala kebutuhan kita. Memanfaatkan air dengan benar adalah cara bijak kita
dalam upaya melestarikan air. Upaya itu dapat dilakukan dengan upaya-upaya
dalam kegiatan keseharian kita di rumah. Sebagai contoh kecil seperti:
- Menampung air
hujan untuk dimanfaatkan menyiram tanaman, mencuci kendaraan.
- Perangkat kamar
mandi menggunakan shower, bukan berendam ataupun bak mandi yang mengakibatkan
banyak air yang terbuang. Dengan shower air bisa digunakan sesuai keperluan mandi
kita. Hemat. Catatan, bahwa membiarkan air mengucur selama 4 menit akan
membuang 20-40 galon air.
- Memastikan
pipa-pipa air maupun keran air tidak bocor. Kebocoran membuat air banyak terbuang.
Satu tetes air perdetik yang bocor setahun akan terkumpul menjadi 2700 galon
air per tahun.
- Gunakan air minum
dan es batu bekas untuk hewan maupun pemeliharaan tanaman.
- Tidak mencairkan
bahan makanan beku menggunakan air, namun cukup dengan
mengeluakannya dari
pendingin lebi awal.
- Air bekas cucian
buah-buahan, sayuran dapat ditampung dan dipergunakan untuk kebutuhan menyiram
tanaman.
Cara
pelestarian air seperti itu bukan hanya dapat dilakukan oleh warga, namun juga
instansi-instansi swasta maupun pemerintahan. Hal ini sebagai wujud tanggung jawab
melestarikan air ada di pundak kita semua. Seperti yang telah dilakukan oleh
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) RI, yang telah
menciptakan sistem air daur ulang dalam upaya
melestarikan air.
Melalui sistem daur ulang tersebut, air yang telah digunakan, tidak dibuang percuma,
namun digunakan untuk kebutuhan lain seperti mencuci mobil, menyiram tanaman dan
lain-lain.
Tanggung Jawab Melestarikan Air dan Lingkungan
Mengingat
pentingnya melestarikan ketersediaan air maka banyak hal bisa kita lakukan,
sebagai salah satu yang turut bertanggungjawab terhadap pelestarian air. Peran
dalam pelestarian telah banyak dilakukan orang. Sebut saja Pak Mukarim, yang
menggagas ‘Sabuk Hijau Pasuruan’ dengan mangrove yang ditanamnya bertahun-tahun
di lokasi tempat tinggalnya sebagai nelayan. Kegigihan dari buah kesadaran akan
pentingnya menanam mangrove jenis Rizhopora apiculata yang berguna untuk
melindungi kampungnya di Penunggul Desa Nguling, Kabupaten Pasuruan dari
genangan lumpur akibat abrasi pantai. Bukan itu saja Mukarim juga melakukan
penanaman pohon di lahan tanah seluas 120 hektar. Kesadaran tentang penghijauan
merupakan upaya pelestarian lingkungan untuk mengamankan sumber-sumber air
tanah yang lestari.
Peran yang
sama saya lihat di Pulau Harapan Kepulauan Seribu. Hutan mangrove yang melindungi
pulau kecil berpenduduk minim itu menjadi sarana penting terhadap abrasi
pantai. Fenomena lainnya ada di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu. Sebuah hutan
mangrove dikembangkan dan dirawat dengan baik disana. Memang belumlah besar,
namun dampak kesadaran menciptakan hutan mangrove menjadi hal yang utama. Lalu
apa yang bisa kita lakukan untuk melestarikan ketersediaan air?
Keseimbangan
dalam penggunaan air perlu dipahami oleh masyarakat. Bahwa setelah air diambil,
harus dipikirkan cara untuk mengembalikannya. Langkah Konservasi air banyak dilakukan
dengan berbagai cara. Pengelolaan drainase yang benar. Mempertahankan keberadaan
lahan hijau / reboisasi yang sangat membantu ketersediaan air. Artificial
recharge, yakni memasukkan air di permukaan tanah dengan teknik resapan buatan,
seperti sumur resapan, waduk-waduk ataupun biopori. Semakin banyak Artificial
recharge maka akan berdampak pada peningkatan permukaan air tanah dan
meningkatkan cadangan air.
Patut
diketahui adalah bahwa pemanfaatan air tanah adalah langkah kedua setelah
pengelolaan air permukaan dengan benar. Baik itu dari jumlah debit, pencegahan
pencemaran, maupun penggunaan air untuk kebutuhan air minum. Tentu pelestarian
air dilakukan adalah karena fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan warga akan air
yang berkualitas. Kualitas air yang memadai maka baru bisa difungsikan untuk
kebutuhan kita. Air sehat dan bersih. Air sehat dan bersih yang harus dijaga.
Di negeri barat air publik saking terjaga dan diolah segi higienisnya, maka
bisa menjadi air minum. Bahkan tak perlu memasaknya. Nah, pentingnya menjaga
air dengan selalu bersih bisa dilakukan dengan beragam upaya, seperti menjaga kebersihan
lingkungan, meminimalkan ponggunaan bahan kimia. Jika membuang bahan kimia mesti
dengan benar, tidak membuangnya ke sungai. Memanfaatkan air dengan bijak serta melakukan
penanaman pohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar