Senin, 10 Agustus 2015

Bersama Mari Kita Jaga Kelestarian Air dan Lingkungan

Melihat faktanya, bumi kita didominasi lapisan air. Data National Geographic menyebutkan bahwa dari total air di Bumi, ada 97,5 persen adalah air asin. Sedangkan sisanya, 2,5 persen adalah air tawar. 2/3 dari air tawar tersebut terdiri atas lapisan es, gletser dan salju. Sisanya barulah air permukaan dan air tanah. Air tanah yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan kita. Tentu saja air tanah itu harus tetap dipertahankan masa umurnya di tanah agar bisa tetap menjadi cadangan air untuk kehidupan kita. Mengapa demikian?
Pada proses alamiahnya, air memiliki system sirkulasi alami yang menjaga keberadaannya tetap lestari. Mulai dari air laut yang mendominasi 97,5 air asin di laut, lalu berproses hingga kembali ke laut. Sirkulasi air dari air laut, berputar melalui siklus awan, kondensasi menjadi curah hujan lalu turun ke bumi meressap ke dalam tanah dan kembali ke laut. Sirkulasi alami ini tak boleh putus. Air tak bertambah. Seberapa besar air yang ada di dalam tanah dan ‘bertahan’ lebih lama
adalah air yang bisa digunakan untuk kebutuhan kita. Mencukupi di saat kemarau dan tak berlebih di saat hujan. Prinsipnya adalah bagaimana kita melestarikan air dan tidak merusak sistem sirkulasi alaminya. Tentu dengan mempertahankan habitat yang diperlukan oleh air untuk tetap bertahan sebagai air tanah.

Bijaksana Melestarikan Air dan Lingkungan
Kalau kita sempat mampir ke Waduk Pluit di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, telah berwajah baru, setelah pemerintah DKI Jakarta membenahinya. Waduk yang dulunya dipenuhi oleh pemukiman liar. Rehabilitasi waduk bertujuan untuk mengembalikan fungsi penggunaannya. kemampuan daya tampung terhadap peningkatan debit air dilakukan. Pembersihan meningkatkan kualitas air yang sebelumnya banyak tercemar dan terjadi pendangkalan.
Langkah mengembalikan fungsi dan sarana itu merupakan upaya untuk melestarikan air dengan fungsi menampung dan mempertahankan air untuk kebutuhan. Lingkungan menjadi lebih hijau dengan tanaman yang sengaja ditanam untuk mengikat air agar tidak langsung mengalir menuju laut. Tanaman hijau itu juga sangat berfungsi menahan laju air agar tidak membawa  sedimen-sedimen yang akan membawa efek abrasi dan tentu juga pendangkalan waduk.
Pelestarian air mengandung pengertian melindungi sumber-sumber air. Sumber air kecuali adalah mata air, juga di sekitar kita terkait sumur, danau, sungai dan lain-lain. Tentu air disini adalah air yang berkualitas dan bisa digunakan untuk mencukupi segala kebutuhan kita. Memanfaatkan air dengan benar adalah cara bijak kita dalam upaya melestarikan air. Upaya itu dapat dilakukan dengan upaya-upaya dalam kegiatan keseharian kita di rumah. Sebagai contoh kecil seperti:
- Menampung air hujan untuk dimanfaatkan menyiram tanaman, mencuci kendaraan.
- Perangkat kamar mandi menggunakan shower, bukan berendam ataupun bak mandi yang mengakibatkan banyak air yang terbuang. Dengan shower air bisa digunakan sesuai keperluan mandi kita. Hemat. Catatan, bahwa membiarkan air mengucur selama 4 menit akan membuang 20-40 galon air.
- Memastikan pipa-pipa air maupun keran air tidak bocor. Kebocoran membuat air banyak terbuang. Satu tetes air perdetik yang bocor setahun akan terkumpul menjadi 2700 galon air per tahun.
- Gunakan air minum dan es batu bekas untuk hewan maupun pemeliharaan tanaman.
- Tidak mencairkan bahan makanan beku menggunakan air, namun cukup dengan
mengeluakannya dari pendingin lebi awal.
- Air bekas cucian buah-buahan, sayuran dapat ditampung dan dipergunakan untuk kebutuhan menyiram tanaman.

Cara pelestarian air seperti itu bukan hanya dapat dilakukan oleh warga, namun juga instansi-instansi swasta maupun pemerintahan. Hal ini sebagai wujud tanggung jawab melestarikan air ada di pundak kita semua. Seperti yang telah dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) RI, yang telah menciptakan sistem air daur ulang dalam upaya
melestarikan air. Melalui sistem daur ulang tersebut, air yang telah digunakan, tidak dibuang percuma, namun digunakan untuk kebutuhan lain seperti mencuci mobil, menyiram tanaman dan lain-lain.

Tanggung Jawab Melestarikan Air dan Lingkungan
Mengingat pentingnya melestarikan ketersediaan air maka banyak hal bisa kita lakukan, sebagai salah satu yang turut bertanggungjawab terhadap pelestarian air. Peran dalam pelestarian telah banyak dilakukan orang. Sebut saja Pak Mukarim, yang menggagas ‘Sabuk Hijau Pasuruan’ dengan mangrove yang ditanamnya bertahun-tahun di lokasi tempat tinggalnya sebagai nelayan. Kegigihan dari buah kesadaran akan pentingnya menanam mangrove jenis Rizhopora apiculata yang berguna untuk melindungi kampungnya di Penunggul Desa Nguling, Kabupaten Pasuruan dari genangan lumpur akibat abrasi pantai. Bukan itu saja Mukarim juga melakukan penanaman pohon di lahan tanah seluas 120 hektar. Kesadaran tentang penghijauan merupakan upaya pelestarian lingkungan untuk mengamankan sumber-sumber air tanah yang lestari.
Peran yang sama saya lihat di Pulau Harapan Kepulauan Seribu. Hutan mangrove yang melindungi pulau kecil berpenduduk minim itu menjadi sarana penting terhadap abrasi pantai. Fenomena lainnya ada di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu. Sebuah hutan mangrove dikembangkan dan dirawat dengan baik disana. Memang belumlah besar, namun dampak kesadaran menciptakan hutan mangrove menjadi hal yang utama. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk melestarikan ketersediaan air?
Keseimbangan dalam penggunaan air perlu dipahami oleh masyarakat. Bahwa setelah air diambil, harus dipikirkan cara untuk mengembalikannya. Langkah Konservasi air banyak dilakukan dengan berbagai cara. Pengelolaan drainase yang benar. Mempertahankan keberadaan lahan hijau / reboisasi yang sangat membantu ketersediaan air. Artificial recharge, yakni memasukkan air di permukaan tanah dengan teknik resapan buatan, seperti sumur resapan, waduk-waduk ataupun biopori. Semakin banyak Artificial recharge maka akan berdampak pada peningkatan permukaan air tanah dan meningkatkan cadangan air.
Patut diketahui adalah bahwa pemanfaatan air tanah adalah langkah kedua setelah pengelolaan air permukaan dengan benar. Baik itu dari jumlah debit, pencegahan pencemaran, maupun penggunaan air untuk kebutuhan air minum. Tentu pelestarian air dilakukan adalah karena fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan warga akan air yang berkualitas. Kualitas air yang memadai maka baru bisa difungsikan untuk kebutuhan kita. Air sehat dan bersih. Air sehat dan bersih yang harus dijaga. Di negeri barat air publik saking terjaga dan diolah segi higienisnya, maka bisa menjadi air minum. Bahkan tak perlu memasaknya. Nah, pentingnya menjaga air dengan selalu bersih bisa dilakukan dengan beragam upaya, seperti menjaga kebersihan lingkungan, meminimalkan ponggunaan bahan kimia. Jika membuang bahan kimia mesti dengan benar, tidak membuangnya ke sungai. Memanfaatkan air dengan bijak serta melakukan penanaman pohon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar