Kamis, 06 Agustus 2015

Bolehkah aku membeli waktu ayah 1 hari saja?

Pada hari sabtu tanggal 1 agustus 2015 pukul 08.00 malam, seorang Ayah memasukkan baju ke dalam tas karena besok paginya mau perjalanan balik ke surabaya. Tidak seperti biasanya ia mendapati anaknya laki-laki yang berusia 5 tahun yang duduk di kelas TK 0 kecil sudah menunggunya di depan pintu kamar. Sepertinya ia sudah menunggu lama. 
”Kok bangun?” sapa sang Ayah pada anaknya. Biasanya si anak tidur sejak pukul 07.00 malam, dan baru bangun besok paginya pukul 6 pagi. 
”Aku menunggu Ayah, karena aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?” Tanya anak itu.
”Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah segala? Kamu mau minta uang lagi ya?” Jawab sang Ayah.
”Ah, nggak pa, aku sekedar.. pengin tahu aja…” Tambahnya.
”Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 8 jam dan dibayar Rp.3.520.000. setiap bulan, rata-rata dihitung 22 hari kerja. Jadi gaji Ayah satu hari berapa, hayo?!”. Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.
Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.”jadi kalau satu bulan Ayah dibayar Rp 3.520.000 untuk 22 hari, berarti satu hari Ayah digaji Rp 160.000 dong!” 
”Kamu pinter, sekarang tidur ya.. sudah malam!” tapi sang anak tidak mau beranjak. ”Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?” Tanyanya.
”Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur…” Jawab sang Ayah.
”Tapi yah…” Sang anak segera menyangkal.
”Sudah, sekarang tidur…” lalu sang Ayah memotong omongan anaknya dengan suara yang mulai meninggi. Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya. 
Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak menangis di kamar sambil memegang uang Rp 50.000. Sambil mengelus kepala sang anak, Ayahnya berkata ”Maafin Ayah ya! kenapa kamu minta uang malam-malam begini..besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu juga boleh, nanti Ayah kasih. Kamu mau pakai buat beli mainan kan?” Sang Ayah memulai pembicaraan.
”Ayah, aku nggak minta uang. Tadi aku kan bilang aku pinjam uang... nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.” Sang anak mulai berhenti menangis sambil memandang wajah Ayahnya.
”Iya.. iya.. tapi buat apa?” Tanya sang Ayah.
" Besok aku mau ajak Ayah main pasir-pasiran di pantai pasir putih. Satu hari saja yah, aku mohon. Ibu sering bilang, kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Ayah. Tapi Ayah bilang, untuk satu hari Ayah dibayar Rp 160.000. Karena uang tabunganku hanya Rp.150.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Ayah.” Sang Ayah cuma terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Ayah langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis.. Lalu ia segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak.. ”Maafkan Ayah sayang…” ujar sang Ayah. 
”Ayah telah khilaf, selama ini Ayah lupa untuk apa Ayah bekerja keras…maafkan Ayah anakku…” kata sang Ayah ditengah suara tangisnya. Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang ayah.
Waktu sangat berharga maka hargailah waktu. Dan sesibuk-sibuk nya kita, usahakan luangkan waktu kita untuk orang-orang yang kita sayangi, terutama keluarga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar