ABSTRAK
Pemerintahan baru pimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan
Jusuf Kalla (JK) berencana membangun proyek infrastruktur berupa 'tol laut'.
Konsep ‘tol laut’ bukanlah membangun jalan tol di atas laut, melainkan
penyediaan sistem distribusi logistik menggunakan kapal besar yang
menghubungkan dari ujung barat Indonesia hingga ke ujung timur. Pemerintah akan
berfokus pada pembangunan tol laut menjadi sarana yang wajib dibangun guna
menopang Indonesia sebagai negara maritim yang hebat. Adapun strategi yang dijalankan Kementerian Perhubungan untuk
mendukung kebijakan pemerintah tersebut adalah peningkatan keterpaduan jaringan
prasarana, peningkatan keterpaduan jaringan pelayanan, dan peningkatan kualitas
badan usaha angkutan moda. [1]
Salah satu
upaya dalam peningkatan keterpaduan jaringan prasarana adalah peresmian
transportasi petikemas dengan menggunakan kereta api dari Container Yard (CY)
PT. Terminal Petikemas Surabaya (PT. TPS) ke Jakarta oleh Bapak Menteri
Perhubungan Ignatius Jonan. Momentum ini merupakan tonggak kembalinya transportasi
multimoda petikemas di pelabuhan. PT. TPS sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP)
yang merupakan perusahaan patungan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan
Dubai Port World (DPW) memiliki fasilitas jalur rel kereta api yang melintas
dari depo Kalimas milik PT. Kereta Api Logistik (KALOG) sampai ke dalam CY
milik PT. TPS. Fasilitas jalur rel kereta api ini dibangun sejak tahun 1992 dan
mulai digunakan dalam kurun waktu 1994 – 2004. Setelah tahun 2004 fasilitas ini
tidak dipergunakan lagi. Sementara, memasuki tahun 2015 PT. KALOG yang
merupakan anak perusahaan PT. Kereta Api Indonesia melengkapi layanan transportasi
petikemas yang dimiliki dengan jalur kereta api yang terintegrasi dengan
Pelabuhan Tanjung Perak melalui kerja sama dengan PT. TPS. Transportasi
multimoda petikemas ini merupakan satu-satunya di Indonesia, karena fasilitas
jalur rel kereta api didalam CY hanya ada di PT. TPS. Angkutan kontainer dengan
menggunakan kereta api ini merupakan salah satu bentuk prasarana multimoda,
disamping menggunakan truck. Hal ini diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengurangi lama petikemas mengendap di Pelabuhan (dwelling time) dan meningkatkan
efisiensi biaya logistik nasional serta mendorong sistem logistik nasional
dalam mengurangi beban jalur lintas pantai utara.[2]
Kata Kunci: Transportasi Multimoda Petikemas, Jalur
Lintas Pantura, Biaya Logistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar